Feeds RSS

Selasa, 23 Maret 2010

Loving and be loved

Mungkin apa yang orang bilang tentang mencintai dan di cintai seseorang itu benar. Masalahnya bukan terletak pada bagaimana perasaan kita tetapi, bagaimana perasaan dia.

Ketika harus memilih di antara 2 orang, mungkin aku akan memilih orang yang mencintaiku. Bukan orang yang ku cintai.

Mencintai itu tentang belajar. Belajar menghargai orang lain. Belajar menerima kekurangan orang lain. Belajar bagaimana mereka belajar untuk mencintai kita.

Orang yang mencintaimu adalah orang yang belajar untuk menghormatimu. Dialah orang yang belajar untuk mengerti rasamu.
Dia orang yang meyakinkanmu bahwa dia telah belajar untuk menerimamu.
Dan dialah orang yang mungkin dikirim Tuhan untuk melindungimu.

Sedangkan orang yang kamu mengerti,
orang yang kamu terima kekurangannya,
orang yang kamu mengerti rasanya,
belum tentu dia menerimamu.
Kamu bisa belajar mengerti rasanya tetapi, apa dia mau belajar mengerti rasamu?

Ku akui, orang yang berani mencintai orang lain adalah orang yang hebat.
Karena dia telah berani mengambil resiko tentang rasanya.

Tetapi aku,
aku bukan pemberani,
karena itu aku lebih suka menggunakan kata "Dicintai" dibanding "Mencintai"


Satu pelajaran berharga yang kali ini ku dapat :)

Rabu, 10 Maret 2010

Terima kasih Dia :)

As a friend, he told me,
"Let's fight together!"

As my best friend, he told me,
"You can do it!"

As my brother, he told me,
"For you, nothing is impossible."

As my boyfriend, he told me,
"Whatever the result, i'll stay here, beside you."

Thanks for being whoever i need :)

Jumat, 12 Februari 2010

I'm falling for him

Aku jatuh cinta padanya

Dia yang begitu sempurna

Dia yang bisa membuatku senang hanya karena memikirkannya

Dia yang selalu menemaniku

Dia yang menghidupkan hari-hariku

Dia yang selalu setia

Dia yang percaya padaku

Dia yang selalu menjaga perasaanku

Dia yang tak pernah menyakitiku

Dia yang tak pernah ingin mengkhianatiku

Dia yang menjadi dirinya ketika bersamaku

Dia yang lebih suka diam dan menjadi lebih ceria ketika bersamaku

Dia yang tak pernah ku kenal dengan pasti

Dia yang bersedia menjadi apapun

Dia yang rela ku sakiti

Dia yang tak pernah mengeluh sedikit pun

Dia yang menerima diriku


Dia yang seperti aku bayangkan

Hingga aku tak mampu meraihnya

Aku jatuh cinta padanya

Pada sosok pria fana,

yang ku ciptakan sendiri

dari semua imajinasiku

Rabu, 10 Februari 2010

Mimpi itu

Malam itu, entah hari apa, aku terbangun. Dada ini terasa sesak, aku ingin bernafas secara normal, tetapi seperti ada batu besar yang mengganjal. Rasanya malam itu tidak hujan, tetapi aku merasa dingin. Ada rasa takut yang sangat amat terasa. Bukan rasa takut akan sesuatu hal yang akan ku lihat, tetapi rasa takut akan sesuatu yang akan ku hadapi dan yang baru saja ku rasakan.

Malam itu terasa aneh. Tiba-tiba saja aku terbangun. Rasa takut menyelimutiku dadaku. Aku berusaha untuk mengabaikkannya. Aku takut itu hanya sugesti. Kali ini berbeda, rasa takut itu tak kunjung hilang. Sambil memegang dadaku, aku terus berucap, "Astagfirullahaladzim." Mulutku terus beristigfhar karena hanya itu yang bisa ku lakukan.

Aku berusaha melupakan rasa takut itu. Ku ingat bahwa aku belum belajar untuk ulangan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1 malam. Aku terus belajar hingga jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Mataku terasa berat. Aku memutuskan untuk tidur. Tetapi rasa takut itu kembali melanda.


Tuhan, ada apa dengan dadaku?
Kenapa terasa sesak?
Aku takut untuk tidur.
Aku takut,
aku tidak bisa membuka kedua mataku esok pagi.

(aku terdiam sejenak, menenangkan pikiran dan mencoba bernafas)

Tuhan, aku pasrah
Kalau esok pagi aku tidak bisa menyambut dunia, semua terserah padaMu.


Saat itu juga, aku pun tertidur..