Malam itu, entah hari apa, aku terbangun. Dada ini terasa sesak, aku ingin bernafas secara normal, tetapi seperti ada batu besar yang mengganjal. Rasanya malam itu tidak hujan, tetapi aku merasa dingin. Ada rasa takut yang sangat amat terasa. Bukan rasa takut akan sesuatu hal yang akan ku lihat, tetapi rasa takut akan sesuatu yang akan ku hadapi dan yang baru saja ku rasakan.
Malam itu terasa aneh. Tiba-tiba saja aku terbangun. Rasa takut menyelimutiku dadaku. Aku berusaha untuk mengabaikkannya. Aku takut itu hanya sugesti. Kali ini berbeda, rasa takut itu tak kunjung hilang. Sambil memegang dadaku, aku terus berucap, "Astagfirullahaladzim." Mulutku terus beristigfhar karena hanya itu yang bisa ku lakukan.
Aku berusaha melupakan rasa takut itu. Ku ingat bahwa aku belum belajar untuk ulangan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1 malam. Aku terus belajar hingga jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Mataku terasa berat. Aku memutuskan untuk tidur. Tetapi rasa takut itu kembali melanda.
Tuhan, ada apa dengan dadaku?
Kenapa terasa sesak?
Aku takut untuk tidur.
Aku takut,
aku tidak bisa membuka kedua mataku esok pagi.
(aku terdiam sejenak, menenangkan pikiran dan mencoba bernafas)
Tuhan, aku pasrah
Kalau esok pagi aku tidak bisa menyambut dunia, semua terserah padaMu.
Saat itu juga, aku pun tertidur..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 orang berbicara:
Posting Komentar