Aku jatuh cinta padanya
Dia yang begitu sempurna
Dia yang bisa membuatku senang hanya karena memikirkannya
Dia yang selalu menemaniku
Dia yang menghidupkan hari-hariku
Dia yang selalu setia
Dia yang percaya padaku
Dia yang selalu menjaga perasaanku
Dia yang tak pernah menyakitiku
Dia yang tak pernah ingin mengkhianatiku
Dia yang menjadi dirinya ketika bersamaku
Dia yang lebih suka diam dan menjadi lebih ceria ketika bersamaku
Dia yang tak pernah ku kenal dengan pasti
Dia yang bersedia menjadi apapun
Dia yang rela ku sakiti
Dia yang tak pernah mengeluh sedikit pun
Dia yang menerima diriku
Dia yang seperti aku bayangkan
Hingga aku tak mampu meraihnya
Aku jatuh cinta padanya
Pada sosok pria fana,
yang ku ciptakan sendiri
dari semua imajinasiku
Jumat, 12 Februari 2010
Rabu, 10 Februari 2010
Mimpi itu
Malam itu, entah hari apa, aku terbangun. Dada ini terasa sesak, aku ingin bernafas secara normal, tetapi seperti ada batu besar yang mengganjal. Rasanya malam itu tidak hujan, tetapi aku merasa dingin. Ada rasa takut yang sangat amat terasa. Bukan rasa takut akan sesuatu hal yang akan ku lihat, tetapi rasa takut akan sesuatu yang akan ku hadapi dan yang baru saja ku rasakan.
Malam itu terasa aneh. Tiba-tiba saja aku terbangun. Rasa takut menyelimutiku dadaku. Aku berusaha untuk mengabaikkannya. Aku takut itu hanya sugesti. Kali ini berbeda, rasa takut itu tak kunjung hilang. Sambil memegang dadaku, aku terus berucap, "Astagfirullahaladzim." Mulutku terus beristigfhar karena hanya itu yang bisa ku lakukan.
Aku berusaha melupakan rasa takut itu. Ku ingat bahwa aku belum belajar untuk ulangan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1 malam. Aku terus belajar hingga jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Mataku terasa berat. Aku memutuskan untuk tidur. Tetapi rasa takut itu kembali melanda.
Tuhan, ada apa dengan dadaku?
Kenapa terasa sesak?
Aku takut untuk tidur.
Aku takut,
aku tidak bisa membuka kedua mataku esok pagi.
(aku terdiam sejenak, menenangkan pikiran dan mencoba bernafas)
Tuhan, aku pasrah
Kalau esok pagi aku tidak bisa menyambut dunia, semua terserah padaMu.
Saat itu juga, aku pun tertidur..
Malam itu terasa aneh. Tiba-tiba saja aku terbangun. Rasa takut menyelimutiku dadaku. Aku berusaha untuk mengabaikkannya. Aku takut itu hanya sugesti. Kali ini berbeda, rasa takut itu tak kunjung hilang. Sambil memegang dadaku, aku terus berucap, "Astagfirullahaladzim." Mulutku terus beristigfhar karena hanya itu yang bisa ku lakukan.
Aku berusaha melupakan rasa takut itu. Ku ingat bahwa aku belum belajar untuk ulangan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1 malam. Aku terus belajar hingga jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Mataku terasa berat. Aku memutuskan untuk tidur. Tetapi rasa takut itu kembali melanda.
Tuhan, ada apa dengan dadaku?
Kenapa terasa sesak?
Aku takut untuk tidur.
Aku takut,
aku tidak bisa membuka kedua mataku esok pagi.
(aku terdiam sejenak, menenangkan pikiran dan mencoba bernafas)
Tuhan, aku pasrah
Kalau esok pagi aku tidak bisa menyambut dunia, semua terserah padaMu.
Saat itu juga, aku pun tertidur..
08.56
|
Tinkerbell
tag : life , story
Permalink 0
Read more>>
tag : life , story
Permalink 0
Read more>>
Langganan:
Postingan (Atom)